Cerpen Thriller I Sepeda Milik Eboy
Sepeda Milik Eboy Eboy mendayung sepedanya. Betis kekarnya dengan gagah menggowes pedal yang makin lama makin terkikis karena dipakai setiap hari. Wajah Eboy pagi itu segar tapi berkeringat, memandang jalan raya aspal yang penuh kendaraan bermotor. Kemacetan membuat Eboy harus menggotong sepedanya melewati hiruk-pikuk kendaraan. Barulah, setelah terlihat jalan yang kosong, dia kembali menggowes pedal yang makin lama makin terkikis karena dipakai setiap hari itu. Wajahnya masih segar tapi berkeringat, seakan angin yang menerpa tubuhnya tidak cukup mendinginkan betis kekarnya yang terus bergerak. Pagi itu adalah pagi pertamanya bekerja dengan sebuah kantor surat kabar ternama di kota itu. Kantor ternama yang hampir bangkrut karena kehilangan banyak pekerja. Ia diterima sebagai pengantar koran yang baru. Sambil menggowes, Eboy teringat akan cerita duka yang ia terima dari pegawai kantor. Herman, loper sebelum Eboy yang meninggal dunia karena kecelakaan dua hari lalu. Sepe...